Oleh : Guruvalah
Metode pengajaran di sekolah atau Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) masih banyak yang kurang menekankan pada kegiatan belajar sebagai proses. Metode pengajaran masih sering disajikan dalam bentuk pemberian informasi, kurang didukung dengan penggunaan media dan sumber lainnya.
Kondisi ini yang mendorong Arni Arief Lamaka dan Chaerrun Nisa untuk melakukan penelitian terhadap metode Quantum Learning dalam pengajaran. Kedua siswi SMUN 5 Makassar ini meneliti keefektifan metode Quantum Learning terhadap peningkatan prestasi belajar siswa di LBB Gama College, Makassar. Tidak sia‑sia Arni dan Nisa melakukan penelitian itu. Karya mereka dinyatakan sebagai pemenang pertama Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) 2002 bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) (Republika, 7/10/2002)
Quantum Learning, dalam pandangan kedua siswi ini, adalah seperangkat metode dan falsafah belajar untuk semua umur. Ini mencakup aspek‑aspek penting dalam program Neuralinguistik (NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi. Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan perilaku dan dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian antara siswa dan guru. Quantum Learning, dapat pula didefinisikan sebagai interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Semua kehidupan adalah energi. Quantum Learning adalah gabungan yang sangat seimbang antara bekerja dan bermain, antara rangsangan internal dan eksternal," urainya.
Penelitian dilakukan terhadap siswa dari berbagai sekolah di Makassar yang belajar di lembaga ini. Pengambilan sampel dilakukan secara acak ( random sampling). Jumlah populasi sebanyak 140 orang, sampel diambil 30 persen atau 30 orang.Teknik analisis yang digunakan adalah perbandingan mean (rata‑rata). Dengan teknik ini, kata kedua siswi itu, memungkinkan penelitian untuk membandingkan mean siswa yang meningkat prestasinya atau menurun prestasinya dengan metode Quantum Learning. Hasil penelitian dibagi dalam dua bagian: kuantitatif dan kualitatif. Hasil kuantitatif adalah gambaran tentang keefektifan penggunaan metode Quantum Learning terhadap peningkatan prestasi siswa di LBB Gama College Makassar yang dinyatakan dalam angka. Hasil kualitatif adalah rumusan hasil penelitian dalam bentuk pernyataan sebagai penguji hipotesis, yaitu apakah metode Quantum Learning efektif digunakan sebagai metode dalan meningkatkan prestasi siswa di LBB Gama College Makassar.
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa sebagian besar siswa yang menjadi objek penelitian dapat meraih keberhasilan atau meningkat prestasinya. Itu karena lembaga ini melibatkan banyak unsur dalam proses belajar mengajar seperti penataan ruangan yang nyaman, penyajian musik pada saat proses Belajar mengajar berlangsung. Ada komunikasi yang baik dan penggunaan audio visual. Yang paling utama, menurut kedua siswi ini, ialah belajar dengan durasi waktu yang relatif singkat karena menerapkan metode pengajaran serta penyajian materi yang variatik dan inovatik. "Inilah yang disebut seperangkat metode, yaitu Quantum Learning," jelasnya.
Kondisi ini yang mendorong Arni Arief Lamaka dan Chaerrun Nisa untuk melakukan penelitian terhadap metode Quantum Learning dalam pengajaran. Kedua siswi SMUN 5 Makassar ini meneliti keefektifan metode Quantum Learning terhadap peningkatan prestasi belajar siswa di LBB Gama College, Makassar. Tidak sia‑sia Arni dan Nisa melakukan penelitian itu. Karya mereka dinyatakan sebagai pemenang pertama Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) 2002 bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) (Republika, 7/10/2002)
Quantum Learning, dalam pandangan kedua siswi ini, adalah seperangkat metode dan falsafah belajar untuk semua umur. Ini mencakup aspek‑aspek penting dalam program Neuralinguistik (NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi. Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan perilaku dan dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian antara siswa dan guru. Quantum Learning, dapat pula didefinisikan sebagai interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Semua kehidupan adalah energi. Quantum Learning adalah gabungan yang sangat seimbang antara bekerja dan bermain, antara rangsangan internal dan eksternal," urainya.
Penelitian dilakukan terhadap siswa dari berbagai sekolah di Makassar yang belajar di lembaga ini. Pengambilan sampel dilakukan secara acak ( random sampling). Jumlah populasi sebanyak 140 orang, sampel diambil 30 persen atau 30 orang.Teknik analisis yang digunakan adalah perbandingan mean (rata‑rata). Dengan teknik ini, kata kedua siswi itu, memungkinkan penelitian untuk membandingkan mean siswa yang meningkat prestasinya atau menurun prestasinya dengan metode Quantum Learning. Hasil penelitian dibagi dalam dua bagian: kuantitatif dan kualitatif. Hasil kuantitatif adalah gambaran tentang keefektifan penggunaan metode Quantum Learning terhadap peningkatan prestasi siswa di LBB Gama College Makassar yang dinyatakan dalam angka. Hasil kualitatif adalah rumusan hasil penelitian dalam bentuk pernyataan sebagai penguji hipotesis, yaitu apakah metode Quantum Learning efektif digunakan sebagai metode dalan meningkatkan prestasi siswa di LBB Gama College Makassar.
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa sebagian besar siswa yang menjadi objek penelitian dapat meraih keberhasilan atau meningkat prestasinya. Itu karena lembaga ini melibatkan banyak unsur dalam proses belajar mengajar seperti penataan ruangan yang nyaman, penyajian musik pada saat proses Belajar mengajar berlangsung. Ada komunikasi yang baik dan penggunaan audio visual. Yang paling utama, menurut kedua siswi ini, ialah belajar dengan durasi waktu yang relatif singkat karena menerapkan metode pengajaran serta penyajian materi yang variatik dan inovatik. "Inilah yang disebut seperangkat metode, yaitu Quantum Learning," jelasnya.
Dari serangkaian penelitian tersebut, Arni dan Nisa menyimpulkan bahwa penerapan metode Quantum Learning efektif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa bila dibandingkan dengan metode ceramah. Kedua siswi ini juga menyimpulkan, sebagian besar siswa di LBB Gama College menanggapi metode Quantum Learning sebagai salah satu bentuk pencapaian kualitas belajar yang potensial, karena mampu menciptakan belajar menjadi nyaman dan menyenangkan
Konsep Quantum Learning
Quantum Learning merupakan metoda pengajaran maupun pelatihan yang menggunakan metodologi berdasarkan teori‑teori pendidikan seperti Accelerated Learning (Lozanov), Multiple Intelligences (Gardner), Neuro Linguistic Programming atau NLP (Grinder & Bandler), Experential Learning (Hahn), Socratic Inquiry, Cooperative Learning (Johnson & Johnson) dan Elements of Effective Instruction (Hunter) menjadi sebuah paket multisensori, multi kecerdasan dan kompatibel dengan cara bekerja otak yang mampu meningkatkan kemampuan dan kecepatan belajar. Percepatan belajar (accelerated learning) dikembangkan untuk menyingkirkan hambatan yang menghalangi proses belajar alamiah dengan secara sengaja menggunakan musik, mewarnai lingkungan sekeliling, menyusun bahan pengajaran yang sesuai, cara efektif penyajian, modalitas belajar serta keterlibatan aktif dari peserta.
Konsep kunci dalarn Quantum Learning dari berbagai teori dan strategi belajar yang digunakan antara lain:
a. Teori otak kanan kiri
b. Teori otak triune (3 in 1)
c. Pilihan modalitas (visual, auditorial dan kinestetik)
d. Teori kecerdasan ganda
e. Pendidikan holistic (menyeluruh)
f. Belajar berdasarkan pengalaman
g. Belajar dengan simbol (metaphoric learning)
h. Simulasi / permainan
i. Peta Pikiran (mind mapping)
Paradigma Belajar Model Quantum Learning
Dalam belajar model Quantum Learning agar dapat berjalan dengan benar ini paradigma yang harus dianut oleh siswa dan guru adalah sebagai berikut :
Konsep Quantum Learning
Quantum Learning merupakan metoda pengajaran maupun pelatihan yang menggunakan metodologi berdasarkan teori‑teori pendidikan seperti Accelerated Learning (Lozanov), Multiple Intelligences (Gardner), Neuro Linguistic Programming atau NLP (Grinder & Bandler), Experential Learning (Hahn), Socratic Inquiry, Cooperative Learning (Johnson & Johnson) dan Elements of Effective Instruction (Hunter) menjadi sebuah paket multisensori, multi kecerdasan dan kompatibel dengan cara bekerja otak yang mampu meningkatkan kemampuan dan kecepatan belajar. Percepatan belajar (accelerated learning) dikembangkan untuk menyingkirkan hambatan yang menghalangi proses belajar alamiah dengan secara sengaja menggunakan musik, mewarnai lingkungan sekeliling, menyusun bahan pengajaran yang sesuai, cara efektif penyajian, modalitas belajar serta keterlibatan aktif dari peserta.
Konsep kunci dalarn Quantum Learning dari berbagai teori dan strategi belajar yang digunakan antara lain:
a. Teori otak kanan kiri
b. Teori otak triune (3 in 1)
c. Pilihan modalitas (visual, auditorial dan kinestetik)
d. Teori kecerdasan ganda
e. Pendidikan holistic (menyeluruh)
f. Belajar berdasarkan pengalaman
g. Belajar dengan simbol (metaphoric learning)
h. Simulasi / permainan
i. Peta Pikiran (mind mapping)
Paradigma Belajar Model Quantum Learning
Dalam belajar model Quantum Learning agar dapat berjalan dengan benar ini paradigma yang harus dianut oleh siswa dan guru adalah sebagai berikut :
- Setiap orang adalah guru dan sekaligus murid sehingga bisa saling berfungsi sebagai fasilitator
- Bagi kebanyakan orang belajar akan sangat efektif jika dilakukan dalam suasana yang menyenangkan, lingkungan dan suasana yang tidak terlalu formal, penataan duduk setengah melingkar tanpa meja, penataan sinar atau cahaya yang baik sehingga peserta merasa santai dan relak.
- Setiap orang mempunyai gaya belajar, bekerja dan berpikir yang unik dan berbeda yang merupakan pembawaan alamiah sehingga kita tidak perlu merubahnya dengan demikian perasaan nyaman dan positif akan terbentuk dalam menerima informasi atau materi yang diberikan oleh fasilitator.
- Modul pelajaran tidak harus rumit tapi harus dapat disajikan dalam bentuk sederhana dan lebih banyak kesuatu kasus nyata atau aplikasi langsung.
- Dalam menyerap dan mengolah informasi otak menguraikan dalam bentuk simbol atau asosiatip sehingga materi akan lebih mudah dicerna bila lebih banyak disajikan dalarn bentuk gambar, diagram, flow atau simbol.
- Kunci menuju kesuksesan model quantum learning adalah latar belakang (background) musik klasik atau instrumental yang telah terbukti memberikan pengaruh positip dalarn proses pembelajaran. Musik klasik dari Mozart, bach, Bethoven, dan Vivaldi dapat meningkatkan kemampuan mengingat, mengurangi stress, meredakan ketegangan, meingkatkan energi dan membesarkan daya ingat. Musik menjadikan orang lebih cerdas (Jeannete Vos)
- Penggunaan Warna dalam model quantum learning dapat meningkatkan daya tangkap dan ingat sebanyak 78%
- Metoda peran dimana peserta berperan lebih aktif dalam membahas materi sesuai dengan pengalamannya melalui pendekatan terbalik yaitu membuat belajar serupa bekerja (pembelajaran orang dewasa)
- Sistim penilaian yang disarankan untuk abad 21 dalam pembelajaran adalah 50% penilaian diri sendiri, 30% penilaian teman, 20% penilaian trainer atau atasan (Jeannette Vos)
- Umpan balik yang positif akan mampu memotivasi anak untuk berprestasi namun umpan balik negative akan membuat anak menjadi frustasi. Ini berdasar hasil riset pakar masalah kepercayaan diri, Jack Carfiled pada tahun 1982. 100 anak ditunjuk oleh periset selam sehari. Hasilnya, bahwa setiap anak rata-rata menerima 460 komentar negative dan hanya 75 komentar positif.
Untuk meningkatkan percepatan belajar dan efisiensi waktu dan melejitkan prestasi belajar tidak ada salahnya di lembaga-lembaga pendidikan perlu mengembangkan metode belajar dengan konsep Quantum Learning.
No comments:
Post a Comment