Tuesday, June 10, 2008

Ancaman Validitas Internal dalam Penelitian Eksperimen

Leonard Mangunsong
Faktor-faktor yang mempengaruhi validitas (ancaman-ancaman validitas internal):
1. Sejarah (History)

Peristiwa yang terjadi pada waktu yang lalu yang kadang-kadang dapat berpengaruh terhadap variabel keluaran (variabel terikat). Oleh karena itu terjadinya perubahan variabel terikat, kemungkinan bukan sepenuhnya disebabkan karena perlakuan atau eksperimen, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor sejarah atau pengalaman subjek penelitian terhadap masalah yang dicobakan, atau masalah-masalah lain yang berhubungan dengan eksperimen tersebut.
2. Kematangan (Maturitas)
Manusia, binatang, atau benda-benda lainnya sebagai subjek penelitian selalu mengalami perubahan. Pada manusia perubahan berkaitan dengan proses kematangan atau maturitas, baik secara biologis maupun psikologis. Dengan bertambahnya kematangan pada subjek ini akan berpengaruh terhadap variabel terikat. Dengan demikian, maka perubahan yang terjadi pada variabel terikat bukan saja karena adanya eksperimen, tetapi juga disebabkan karena proses kematangan pada subjek yang mendapatkan perlakuan atau eksperimen.

3. Seleksi (Selection)
Dalam memilih anggota kelompok eksperimen dan kelompok kontrol bisa terjadi perbedaan ciri-ciri atau sifat-sifat anggota kelompok satu dengan kelompok yang lainnya. Misalnya anggota-anggota kelompok eksperimen lebih tinggi pendidikannya dibandingkan dengan anggota-anggota kelompok kontrol, sehingga sebelum diadakan perlakuan sudah terjadi pengaruh yang berbeda terhadap kedua kelompok tersebut. Setelah adanya perlakuan pada kelompok eksperimen, maka besarnya perubahan variabel terikat yang terjadi mendapat gangguan dari variabel pendidikan tersebut. Dengan kata lain, perubahan yang terjadi pada variabel terikat bukan saja karena pengaruh perlakuan, tetapi juga karena pengaruh pendidikan.

4. Prosedur Tes (Testing)
Pengalaman pada pretes dapat mempengaruhi hasil postes, karena kemungkinan para subjek penelitian dapat mengingat kembali jawaban-jawaban yang salah pada waktu pretes, dan kemudian pada waktu postes subjek tersebut dapat memperbaiki jawabannya. Oleh sebab itu, perubahan variabel terikat tersebut bukan karena hasil eksperimen saja, tetapi juga karena pengaruh dari pretes.

5. Instrumen (Instrumentation)
Alat ukur atau alat pengumpul data (instrumen) pada pretes biasanya digunakan lagi pada postes. Hal ini sudah tentu akan berpengaruh terhadap hasil postes tersebut. Dengan perkataan lain, perubahan yang terjadi pada variabel terikat, bukan disebabkan oleh perlakuan atau eksperimen saja, tetapi juga karena pengaruh instrumen.

6. Mortalitas (Mortality)
Pada proses dilakukan eksperimen, atau pada waktu antara pretes dan postes sering terjadi subjek yang ”dropout” baik karena pindah, sakit ataupun meninggal dunia. Hal ini juga akan berpengaruh terhadap hasil eksperimen.

7. Regresi ke Arah Nilai Rata-rata (Regressien Toward The Mean)
Ancaman ini terjadi karena adanya nilai-nilai ekstrem tinggi maupun ekstrem rendah dari hasil pretes (pengukuran pertama), cenderung untuk tidak ekstrem lagi pada pengukuran kedua (postes), namun biasanya melewati nilai rata-rata. Perubahan yang terjadi pada variabel terikat tersebut adalah bukan perubahan yang sebenarnya, tetapi merupakan perubahan semu. Oleh sebab itu, regresi ke arah nilai rata-rata ini juga disebut regresi semu (regression artifact).
Untuk menjamin penelitian menghasilkan laporan yang valid, maka keseluruhan ancaman validitas di atas harus dapat dikontrol oleh peneliti. Cara yang dilakukan beragam, tergantung kebutuhan dan tergantung tingkat ancaman yang muncul.
Bila ancaman-ancaman ini diabaikan, sangat dimungkinkan hasil penelitian tidak valid dan tidak memberikan kesimpulan yang berarti.
Dikutip dari : Metodologi Penelitian Kesehatan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), Dr. Soekidjo Notoatmodjo

No comments: