Wednesday, June 11, 2008

LINUS TORVALDS: Gerombolan Pinguin Yang Menaklukkan Dunia

Jika ada revolusi kemerdekaan di dunia piranti lunak, maka Linus Torvalds akan seperti Bung Karno yang diculik dan "dipaksa" untuk membuat naskah proklamasi. Kemiripan LInus dengan Bung Karno adalah, 1) ia memiliki karisma yang cukup kuat dan suaranya didengarkan oleh rakyat, dan 2) ia adalah sosok pemimpin yang enggan, buktinya Linus menyebut "revolusi" yang terjadi berkat system operasi Linux sebagai "revolusi yang tidak disengaja".

Di sisi lain, Linus sangat pas dengan stereotype geek/hacker. Linus berkacamata, rambutnya sering terlihat rapi meski tidak klimis, dan ia memiliki kulit yang sangat pucat. Bahkan ia bisa dibilang sebagai uber-geek atau biangnya geek.

Musim Dingin di Finlandia

Linus merupakan mahasiswa yang tinggal di Asrama Universitas Helsinki, ia sangat senang mengoprek computer Minix. Akan tetapi, ketika musim dingin tiba ia tidak bisa lagi menjalankan hobinya, karena ia tidak bisa bolak-balik kampus untuk mengakses Minix. Kesal dengan situasi tersebut, Linus memutuskan untuk membuat system operasi sendiri. Linus Bendecit Torvalds sangat menggemari computer. Pada tahun 1990, ia membeli computer IBM-PC Intel 80386. Seperti umumnya mahasiswa, hal pertama yang digandrunginya adalah game, pilihan Linus adalah game petualangan "Prince of Persia". Keranjingan game Linus berhenti saat ia mendapatkan Minix. Kemudian Linus membuat sendiri system operasi mirip Minix, lalu ia mengajukan pertanyaan di forum Usenet dengan judul sederhana, "what would you like to see most in minix?" (Apa yang paling ingin Anda lihat di Minix?). Isi pesan itu mengajak pengguna Usenet untuk berkontribusi terhadap system operasi mirip Minix yang dikembangkannya. Sistem operasi ini diletakkan pada sebuah server yang dikelola teman Linus, Ari Lemmke.

Kalau saja Ari Lemmke tidak pernah memberikan direktori bernama Linux untuk digunakan Linus, mungkin saat ini kita mengenal system operasi open source tersebut dengan sebutan FREAX (kombinasi dari "free" dan huruf "x" yang menunjukkan bahwa system tersebut mirip dengan Unix). Linus memulai revolusi dengan menyediakan kode penyusun kernel dari Linux untuk umum. Ia membolehkan siapapun untuk menggunakan dan memodifikasi kode tersebut asalkan memenuhi aturan dalam GPL (GNU General Public Lisence). Mematuhi GPL antara lain berarti wajib menyerahkan kembali kode yang telah dimodifikasi untuk dikembangkan bersama.

Komunis, Karate, Keluarga

Linus dilahirkan di Helsinki, Finlandia. Anak dari jurnalis Anna dan Nils Torvalds dan cucu dari penyair Ole Torvalds. Keluarganya merupakan bagian dari masyarakat berbahasa Swedia, kelompok minoritas di Finlandia. Kedua orangtuanya adalah aktivis kampus di Universitas Helsinki di tahun enam puluhan. Aktifitas Anna dan Nils boleh dibilang "kekiri-kirian". Ayah Linus bahkan pernah belajar di Rusia dan disinyalir merupakan kader komunis.

Nama Linus diambil dari nama Linus Pauling, seorang pemenang Nobel bidang kimia berkebangsaan Amerika. Linus sendiri lebih suka mengatakan bahwa namanya berasal dari nama Linus, tokoh di serial komik Peanuts. Linus menikahi Tove Torvalds, pemegang sabuk hitam Karate yang telah enam kali menjuarai kompetisi nasional di Finlandia. Linus pertama kali bertemu Tove pada musim gugur 1993, ketika itu Linus memberikan kursus pengenalan computer dan meminta para peserta untuk mengirimkan email ke dirinya. Tove, salah satu peserta, mengikuti perintah ini dengan nyeleneh dan mengirimkan ajakan kencan pada Linus. Bersama Tove, Linus memiliki tiga anak perempuan: Patricia Miranda, Daniela Yolanda dan Celeste Amanda. Keluarga Linus memiliki seekor kucing dengan nama Mithrandir, tetapi untuk mudahnya mereka memanggil sang kucing, Randi.

Linus pernah tinggal di San Jose, California, Amerika Serikat bersama keluarganya selama beberapa tahun. Ketika itu ia masih bekerja penuh untuk Transmeta, sebuah perusahaan pengembang mikroprosesor. Pada Juni 2004, ia dan keluarganya pindah ke Portland, Oregon, AS agar lebih dekat dengan Open Source Development Labs (OSDL). Sejak Juni 2003 Linus memang "diperbantukan" ke konsorsium piranti lunak OSDL yang bermarkas di Beaverton, Oregon.

Meski perannya cukup besar, pada akhirnya tak bisa dipungkiri bahwa Linus hanyalah satu orang dari ribuan hacker yang menjadikan Linux seperti sekarang. Ia memang tokoh sentral dan dalam banyak hal keputusan yang diambilnya akan mempengaruhi jahat hidup orang banyak yang menggunakan Linux, tapi Linus tidak akan menjelma bagai Bill Gates dari Microsoft atau Steve Jobs dari Apple. Linus menjadi besar karena tanpa sengaja, ia telah mengirimkan "gerombolan penguin" untuk menguasai kerajaan piranti lunak yang dikuasai oleh perusahaan-perusahaan besar. Revolusi memang dimulai dari hal kecil.

Sumber: Di Balik Kisah-kisah HACKER Legendaris (Wicak & Yayan, mediakita)


 

Ps Admin:

Tidak ada yang tidak mungkin untuk kita lakukan, yang diperlukan hanyalah keberanian dan semangat.

Masih banyak contoh orang lain yang berjuang dan berhasil, tetapi lebih banyak mereka yang berjuang, gagal tetapi masih terus berusaha. Itulah hakekat hidup kita sebenarnya. Selamat Berjuang…!!!

No comments: