Sunday, December 27, 2009

Bagaimana Meneliti?

Penelitian, sebuah kata ini mengandung banyak makna.
Bagi sebagian orang, penelitian dijadikan sebagai momok dan menakutkan, misalnya mahasiswa, guru-guru yang akan mengurus kenaikan pangkat. Mengapa demikian? Pernah penulis berdialog dengan beberapa orang dari pihak mahasiswa maupun guru, alasan yang diutarakan sangat beragam, akan tetapi secara umum masalah yang muncul adalah ketidakmampuan untuk menuliskan laporan penelitian. Ketidakmampuan ini ternyata tidak hanya bicara tentang proses pengolahan data, akan tetapi juga mulai dari penentuan tema/masalah penelitian.
Dalam tulisan ini, penulis ingin mencoba membantu mahasiwa dan guru untuk menemukan masalah-masalah penelitian, sehingga diharapkan masalah penelitian dapat mengalir lancar dalam benak mereka dan selanjutnya dapat mengerjakan penelitiannya dengan baik.
Masalah secara umum disebabkan oleh 3 hal, yaitu kesenjangan, persaingan dan pengaduan. Masalah ini dapat dilihat dalam pendidikan sebagai bentuk ketidaksesuaian antara target yang diharapkan guru terhadap hasil yang dicapai oleh siswa. Hasil belajar secara umum dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu guru, siswa dan sistem. Guru, siswa dan sistem bisa dianggap sebagai subyek penelitian dan dari setiap subyek tersebut dapat diambil bagian-bagian kecilnya, selanjutnya kita sebut obyek.
Misalkan guru, sebagai sebuah subyek, guru memiliki faktor-faktor lain pembentuk dirinya, yaitu kompetensi, kinerja, kompensasi yang diterima, konsep diri, pendidikan, kreatifitas, efikasi diri, IQ, EQ, dll. Dari beberapa obyek itu saja kita bisa membuat banyak judul, katakanlah ada 10 obyek, maka berdasarkan prinsip probabilitas (filling slot) untuk 2 variabel, maka dapat dibuat 10 x 9 judul penelitian. Misalnya, pengaruh kompetensi guru terhadap kinerja guru atau pengaruh konsep diri terhadap kreatifitas guru, dan lain sebagainya.
Dari sisi siswa, sebagai sebuah subyek, siswa memiliki faktor pembentuk dirinya, yaitu motivasi, minat, kreatifitas, hasil belajar, konsep diri, disiplin, perhatian orang tua, gaya belajar, IQ, EQ, dll. Seandainya kita ambil perumpaan sama seperti contoh di atas, maka dapat juga dibuat 90 judul penelitian.
Yang perlu dilakukan adalah, bagaimana judul tersebut merupakan representasi dari kebutuhan utama sebuah sekolah. Artinya, penulis wajib mengadakan studi pendahuluan untuk mengetahui masalah utama (obyek vital) yang harus diteliti dari sebuah tempat penelitian.
Selanjutnya, untuk belajar mengolah data, tentu saja kita harus mengetahui tipe data dari masing-masing variabel (obyek) yang kita ambil.

Bersambung...

Uji Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian dibagi 2:
a. Instrumen TES (ada benar dan salah)
b. Instrumen SIKAP (tidak ada benar dan salah, hanya sikap)

Uji Instrumen Tes (Analisis Butir Soal) dibagi menjadi 3:
1. Analisis Untuk Soal Pilihan Ganda
a. Tingkat Kesukaran

Dimaksudkan untuk mengetahui derajat kesukaran sebuah soal.
Kriteria:
Jika TK ≥ 0,7  MUDAH
Jika 0,3 < TK < 0,7  SEDANG
Jika TK ≤ 0,3  SUKAR

b. Daya Pembeda
Upayakan membagi kelompok secara ekstrim.
50% - 50%
33% - 33%
25% - 25%

DB = TK (A) – TK (B)
TK (A) = tingkat kesukaran kelompok atas (kelompok orang pintar)
TK (B) = tingkat kesukaran kelompok bawah (kelompok orang belum pintar)
Kriteria:
DB ≤ 0  Soal Tidak Terpakai
0 < DB ≤ 0,2  Jelek
0,2 < DB ≤ 0,4  Cukup
0,4 < DB ≤ 0,7  Baik
DB > 0,7  Sangat Baik

c. Validitas
Untuk mengetahui tingkat keterandalan sebuah soal. Diukur per butir soal terhadap skor totalnya.
Untuk soal PG digunakan rumus Korelasi Point Biserial.

d. Reliabilitas
Untuk mengetahui tingkat konsistensi soal. Diukur menggunakan reliabilitas belah dua, atau metode lainnya (KR-20, KR-21, Cronbach Alpha, dll)
Untuk Belah Dua, soal dibagi ke dalam 2 kelompok (ganjil-genap atau awal-akhir), kemudian dikorelasikan menggunakan korelasi Product Momen.


2. Analisis Untuk Soal Esai
a. Tingkat Kesukaran
Dimaksudkan untuk mengetahui derajat kesukaran sebuah soal.
Kriteria:
Jika TK ≥ 0,7  MUDAH
Jika 0,3 < TK < 0,7  SEDANG
Jika TK ≤ 0,3  SUKAR

b. Daya Pembeda
Upayakan membagi kelompok secara ekstrim.
50% - 50%
33% - 33%
25% - 25%

DB = TK (A) – TK (B)
TK (A) = tingkat kesukaran kelompok atas (kelompok orang pintar)
TK (B) = tingkat kesukaran kelompok bawah (kelompok orang belum pintar)
Kriteria:
DB ≤ 0  Soal Tidak Terpakai
0 < DB ≤ 0,2  Jelek
0,2 < DB ≤ 0,4  Cukup
0,4 < DB ≤ 0,7  Baik
DB > 0,7  Sangat Baik

c. Validitas
Untuk mengetahui tingkat keterandalan sebuah soal. Diukur per butir soal terhadap skor totalnya.
Untuk soal Esai digunakan rumus Korelasi Product Momen.

d. Reliabilitas
Untuk mengetahui tingkat konsistensi soal. Diukur menggunakan reliabilitas belah dua, atau metode lainnya (KR-20, KR-21, Cronbach Alpha, dll)
Untuk Belah Dua, soal dibagi ke dalam 2 kelompok (ganjil-genap atau awal-akhir), kemudian dikorelasikan menggunakan korelasi Product Momen.

3. Soal Campuran (PG dan Esai)
Secara umum pengerjaannya sama dengan untuk soal PG dan Esai (dalam hal TK, DB dan Validitas), hanya saja dalam pengujian reliabilitas, digunakan Reliabilitas Intereter.