Tempat cagar budaya yang terletak di Pinggiran Jakarta Khusunya Jakarta Selatan di daerah Srengseng Sawah yang merupakan salah satu tempat penyerapan air. Sekarang tempat itu sudah di resmikan oleh bapak Gubernu DKI Jakarta yaitu Bapak Sutioso menjadi tempat pariwisata atau cagar budaya. Namun dahulunya tempat tersebut merupakan danau kecil tempat bermuaranya air kali yang berasal dari Bogor, Pasilitasnya pun belum lengkap seperti sekarang ini. Setelah diresmikan oleh bapak gubernur tempat alat-alat pesenian yang menyangkut kebudayaan betawi. Dan tempat cagar budaya itu disebut dengan “Setu Babakan” yang sudah banyak dikenal orang sekarang ini.
Warga setempat mempercayai berbagai cerita mistik yang ada di tempat itu, salah satunya bahwa ditempat itu ditunggui oleh berupa buaya putih dan buaya bunting, yang apabila ada tamu yang datang kesana maka budaya itu akan mengapung diatas air. Sedangkan buaya guntung itu tidak dipercayai tidak menggangu. Masyarakat disana juga mempercayai bahwa setiap 1 tahun sekali ditempat itu akan meminta tumbal, percaya apa tidak tetapi semua itu nyata, namun semua itu sudah agak hilang karena zaman sudah mulai modern tetapi warga setu babakan masih mempercayainya.
Dahulunya warga setempat ingin mencari ikan harus membuat sebuah pesta dengan syarat memotong kerbau dan membuat ancak atau sesajen supaya mendapat ikan yang banyak. Tujuan dari pesta tersebut yaitu untuk meminta izin kepada yang mempunyai tempat. Namun sekarang kebisaan itu sudah tidak di adakan oleh warga dan mungkin kebudayaan atau kebiasaan itu sudah hilang di makan zaman.
Setu babakan sekarang ini sudah mulai agak diperhatikan oleh aparat setempat karena sudah menjadi cagar budaya yang harus dijaga dan dilestarikan baik keseniannya maupun kebudayaannya. (AK, 2007)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment