Saturday, July 19, 2008

Hubungan Game dengan Prestasi Belajar

Ini cerita masa lalu yang dihubungkan dengan sekarang....

Waktu saya SD, saya tergolong anak yang aktif (bahkan cenderung nakal). Saya sangat tertarik akan game, khususnya waktu itu yang sedang booming adalah dingdong. Saya selalu berusaha untuk bermain walaupun saat itu orang tua saya tidak mengizinkan, karena menurut pemikiran mereka, bermain dingdong tidak akan membuat saya makin pintar.
Tapi, prinsip saya berbeda, karena saya pikir dengan bermain game, banyak hal baru yang bisa kita temui. Contohnya, saat saya bermain game sepakbola (khususnya piala dunia), disana saya belajar untuk mengetahui nama pemain serta bendera tiap negara, sehingga saat ujian IPS, saya sudah cukup banyak mengetahui tentang negara-negara di dunia.
Selanjutnya, saat bermain game petualangan. Di sana saya belajar berfantasi dan menjelajahi pikiran-pikiran di luar dunia saya sekarang, sehingga mungkin saya bisa lebih kreatif menghadapi kehidupan.
Jadi... menurut pengalaman empiris ini, dapat saya simpulkan (hanya simpulan awal dan kasuistik) bahwa ada pengaruh positif antara game dengan prestasi belajar.

Maju Pendidikan Indonesia.

3 comments:

Anonymous said...

tapi itu semua kan adanya di masa lalu.trs gmn dgn permainan2 yg menjamur saat ini?kyk ps,ayodance dan kawan2nya yg lain,apa mereka msh pny pengaruh yg baik?!
setau sy org2 yg asik menghabiskan waktunya di dpn layar monitor permainan,hny akn membawa dampak negatif,contohnya sifat egois&kurangnya sosialisasi dgn lingkungannya alias kuper.
jdnya jgn hny dilihat dari sisi pengetahuan tapi juga dari sisi pergaulannya.daripada main game lebih baik main petak umpet,benteng,layangan,atau apalah yg jelas permainan yg bersifat sosial gt deh.......

Leonard Mangunsong said...

Wow.. komentar yang tajam dan nyentil nich...
Memang sich sekarang ini semakin banyak game menjamur, dan sedikit menambahkan, saya percaya ada dampak positif dan negatif dari game, semuanya tergantung dari cara pandang individu yang memainkan game tersebut.
Bila ditelaah lebih jauh, dingdong yang saya mainkan di masa lalu lebih kompetitif dan penuh perjuangan, artinya kita akan bisa bermain terus (bersambung) asalkan kita menang, jika kalah, ya selesai. Tetapi, kalau PS, kita bisa main terus dalam rentang waktu tertentu. Ya akhirnya, muncullah yang namanya penyakit sosial, egois dsb.
Thanks ya komentarnya mbak, ditunggu yang lainnya.

Anonymous said...

em,tp sayang dingdong sprti itu ud langka y...tp smga aj ank2 remaja skrg cpt tersadar akn kelalain mrk yg membuang wktu mrk untuk memainkan games2 sprti itu,amin.