Oleh: Ubaydillah, AN
Sumber: e-psikologi.com
Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal ada dua pandangan masyarakat dalam menilai hidup seseorang yaitu orang yang disebut sukses dan orang yang gagal. Meski kriteria sukses atau gagal mungkin akan berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lain, namun tak bisa dipungkiri bahwa ada sekelompok kecil orang yang diakui oleh semua orang sebagai "manusia-manusia yang sukses". Manusia sukses ini jumlahnya amat sedikit jika dibandingkan dengan mereka yang disebut "manusia-manusia gagal". Jika dilihat dari suatu gambar piramida maka orang yang sukses adalah mereka yang berada pada bagian paling atas sekaligus merupakan bagian yang paling kecil. Oleh karena itulah mereka seringkali disebut kelompok minoritas.
Pertanyaan yang mungkin timbul kemudian adalah mengapa jumlah orang yang sukses sangat sedikit sementara orang-orang gagal bisa ditemukan dimanapun kita berada. Bahkan dapat dikatakan bahwa mayoritas penghuni planet bumi ini adalah orang-orang gagal atau orang-orang yang merasa dirinya gagal. Sebenarnya faktor apa saja yang membedakan karakteristik orang sukses dengan orang yang gagal atau kata lain apa sih rahasia manusia-manusia sukses?
Keahlian dan Sikap Mental
Di era tahun 1990-an, Harvard University mengadakan penelitian yang difokuskan pada apa yang membedakan antara orang yang sukses dengan ornag yang gagal di bidang karir. Dari riset tersebut ditemukan bahwa 15 % dari kesuksesan karir seseorang disebabkan oleh keahlian teknis sementara sisanya yang 85 % disebabkan oleh sikap mental. Keahlian teknis adalah job skill atau yang sering disebut dengan hardware skill atau keahlian anda memahami benda mati dan cara menghidupkannya. Sementara mental skill adalah keahlian anda dalam hal memahami orang dan cara kerja dunia. Katakanlah anda saat ini memiliki keahlian di bidang web programming. Jika anda hanya bertumpu pada keahlian itu semata tanpa keterlibatan keahlian personality, karakter kerja, interaksi, jaringan relasi maka bisa jadi keahlian itu hanya berguna bagi diri anda atau orang lain yang anda kenal dengan jumlah sangat terbatas dan tidak akan memberikan manfaat besar bagi kehidupan orang lain.
Empat Pilar
Greg Phillips (2002), dalam artikelnya berjudul Create Your Future (Ultimate Potential 2002), mencoba membongkar rahasia di balik kesuksesan seseorang. Kesimpulannya terdapat empat hal yang dapat menjadi pembeda utama antara orang sukses dengan orang yang gagal. Keempat pembeda tersebut terletak pada kualitas tinggi dan rendahnya faktor yang dimaksud. Artinya baik orang sukses maupun gagal pada dasarnya sama-sama memiliki faktor tersebut tetapi kualitasnya tidak sama.
1. Harapan
Ekspektasi atau harapan terhadap apa yang diinginkan masing-masing orang dari kehidupan ini menjadi pembeda. Orang sukses memiliki harapan besar dan bernuansa jangka panjang. Karena harapan yang besar maka secara naluriah ia terdorong untuk meraih sesuatu yang besar. Seperti yang katakan W. Somerset Maugham, "Tidak selamanya anda mendapat apa yang anda inginkan dari kehidupan ini tetapi anda akan mendapatkan apa yang anda harapkan". Oleh karenanya taruhlah harapan positif kepada diri anda, orang lain dan lingkungan /dunia.
2. Kontrol
Ada petunjuk di balik fakta ilmiah tentang apa yang membentuk intelegensi manusia. Ditemukan bahwa intelegensi manusia, 10%-nya dihasilkan dari faktor heriditasi, warisan nenek moyang dan sisanya yang 90% dihasilkan dari faktor lingkungan. Dari bukti ini, anda tidak perlu membeda-bedakan dari gen mana seseorang dilahirkan sebab masih mempunyai kesempatan mengontrol atau mengendalikan yang 90%-nya. Anda masih bisa mengontrol sebab-sebab mayoritas untuk menjadi sukses, misalnya:
- Bagaimana anda menciptakan reaksi terhadap tantangan. Apakah anda akan memilih menjadi korban atau penentu reaksi secara tepat?
- Kepada kelompok mana anda berasosiasi. Apakah ke kelompok orang sukses yang senantiasa memberikan energi postif pada anda atau ke kelompok orang yang gagal yang justru akan menjadi perusak dan penghambat bagi kemajuan anda?
- Kebiasaan apa saja yang anda jalankan setiap hari demi kepentingan kemajuan anda?
- Dan lain-lain.
3. Keyakinan
Rumus yang paling sahih tentang keyakinan adalah bahwa anda tidak bakal mencapai sesuatu melebihi keyakinan terhadap kemampuan anda untuk meraih. Artinya keyakinan anda haruslah didasarkan pada hal-hal faktual yang anda miliki. Terutama pada hal-hal yang bisa diasumsikan secara rasio, anda wajib memiliki keyakinan yang didasarkan pada hasil-hasil faktual. Namun mengingat bahwa kehidupan ini tidak seluruhnya bisa disentuh oleh asumsi rasional, maka di sisi lain anda membutuhkan keyakinan mental. Keyakinan kedua ini sangat berguna untuk menghadang virus keragu-raguan, rasa tidak berdaya, rasa malas, takut menghadapi risiko.
4. Kecerdasan Bersikap
Seperti yang dikatakan Voltaire bahwa kehidupan ini bisa disimbolkan menjadi sebuah game - permainan kartu. Dalam suatu permainan maka setiap orang harus menerima kartu yang diberikan lalu persoalan menang dan kalah di babak akhir sepenuhnya tergantung pada bagaimana anda menjatuhkan kartu. Inilah ilustrasi sederhana tentang kecerdasan bersikap. Ia menyimpan hubungan erat dengan persoalan bagaimana anda memperlakukan diri anda dan orang lain kemudian dari sinilah terjadi feedback yang setimpal bahkan lebih dari orang lain dan lingkungan /dunia.
Atas perbedaan kualitas tersebut, maka Less Brown dalam artikelnya Learn To Be Winner (dikutip dari Top Achievement 2000) membagi manusia menjadi tiga kelompok yaitu:
1. Winner
Pemenang adalah orang yang hidup dengan keunggulannya. Ia sudah mampu merealisasi dirinya dalam kapasitas yang paling optimal. Winner inilah yang menempati bagian dari kelompok yang paling kecil. Jiwa-jiwa pemenang selalu menaruh harapan untuk menang meskipun realitas temporer mungkin mengkondisikan dirinya kalah. Ia memiliki keyakinan tinggi terhadap hukum pembalasan akhir, memiliki kontrol atas sesuatu yang bisa berpengaruh terhadap perkembangan dirinya dan bersikap assertive terhadap manusia lain serta mampu bertindak sesuai dnegan tuntutan keadaan.
2. Loser
Berbeda dengan karekteristik winner, seorang loser (pecundang) hidup dengan keterbatasan dan kelemahan. Dirinya adalah realisasi dari intimidasi orang lain dan keadaan. Dalam hal harapan, ia selalu dibayangi oleh rasa takut bahwa hal-hal yang tidak diinginkan akan menimpanya. Dengan tingkat dominasi yang terlalu tinggi, maka pada akhirnya apa yang ia takutkan justru menjadi kenyataan. Seperti kata W. Somerset: "Hidup ini lucu. Jika anda menolak untuk menerima segala sesuatu selain harapan baik, seringkali justru yang terjadi anda harus menerimanya".
3. Potential winner
Kelompok ini merupakan potret orang yang belum menemukan dirinya secara utuh tetapi tidak berhenti melakukan pencarian. Ia memiliki pondasi personal yang masih labil, terkadang ia ingat dengan cita-cita dan harapan optimis hari depan, keyakinan yang begitu tinggi untuk mengalahkan tantangan, tetapi di saat yang berbeda ia pun terkadang lupa dengan harapan dan keyakinan untuk menaklukkan tantangan. Intinya kelompok ini berada di tengah-tengah. Hanya pilihan dan kegigihannya untuk terus maju yang bakal menobatkan dirinya menjadi pemenang.
Beberapa Saran
Merujuk pada dua pandangan di atas, maka jika anda ingin berada pada kelompok minoritas maka ada baiknya anda ikuti beberapa saran sebagai berikut:
1. Mengasah Potensi
Anda sudah diberi potensi dasar mulai dari fisik, intelektual, emosional, spiritual, akses dukungan eksternal, mental, material, visual, moral atau potensi lain yang sudah anda rasakan eksistensinya di dalam diri anda dan masih ditambah dengan potensi lain yang mungkin saat ini belum anda ketahui. Sadari dan syukurilah bahwa anda telah diberikan begitu banyak potensi. Persoalannya kemudian adalah anda tidak cukup hanya menyadari dan mensyukuri keberadaan potensi tersebut sebab potensi dasar tersebut masih merupakan bahan baku - Gold Mine yang hanya 15% - 10% peranannya. Contoh: jika fisik anda kuat tidak berarti secara otamatis (take for granted) anda menjadi atletik ternama. Untuk menjadi atletik anda membutuhkan sentuhan Gold Mind yang peranannya menurut survey dari Harvard University mencapai 85 % - 90%. Artinya potensi dasar harus diasah atau dikembangkan melalui berbagai cara misalnya pendidikan, kursus, sosialisasi, dsb.
2. Jangan jadikan kelemahan sebagai belenggu
Dari sekian potensi dasar yang anda miliki tersimpan kadar yang bervariasi. Dalam bahasa yang lebih umum, kadar potensi dasar yang rendah cenderung diartikan sebagai kelemahan sebaliknya jika kadarnya tinggi diartikan sebagai keunggulan. Contoh: sebagian dari anda diberi kadar intelektual tinggi tetapi kadar materi rendah sehingga nalurinya untuk menjadi 'pedagang' tidak tajam. Dalam menghadapi hal seperti ini maka tugas anda adalah mengoptimalkan keunggulan. Jangan jadikan kelemahan sebagai alasan yang membelenggu karena kelemahan adalah pasangan yang menyertai keunggulan. Jangan takut jika anda menemukan bahwa dri anda memiliki berbagai kelemahan. Biasanya semakin tinggi optimalisasi keunggulan, kian bertambah mencolok kelemahan seseorang. Paradoknya orang yang kelemahannya tidak menonjol biasanya ia pun tidak memiliki keunggulan yang menonjol. Sama seperti kata orang bijak bahwa orang yang tidak pernah salah adalah orang yang tidak pernah melakukan apa-apa.
3. Ambil kendali penyelesaian konflik
Secara umum kesuksesan dapat didefinisikan sebagai proses realisasi diri secara optimal sesuai dengan perkembangan yang anda capai. Pada dasarnya, semua manusia berpotensi untuk merealisasikan keunggulan dirinya. Jika kemudian fakta menunjukkan lebih banyak orang yang gagal ketimbang jumlah orang yang sukses, maka hal itu terletak pada kontrol terhadap environmental factors yang tidak memadai, seperti yang dikemukakan Greg Phillip di atas.
Bagaimana proses itu terjadi? Penjelasannya adalah sebagai berikut: Ketika masih bayi anda adalah sosok yang visioner, abundant mentality, positive thinking, lucu, lugu, dan bisa merasakan bahwa life is a game. Saat itu anda adalah The Only You. Ketika mulai berinteraksi dengan orang lain yang bisa jadi dengan pola polarisasi, konfrontasi, paradoksal, interaksi partnership, dan sebagainya maka dari sini mulai terjadi proses konflik antara anda dan orang lain serta lingkungan / dunia. Di satu sisi anda membutuhkan proses untuk saling menyentuh demi kemajuan anda tetapi di sisi lain anda perlu membuang negative side-effect yang ditimbulkannya. Pada saat seperti ini anda bukan lagi The Only You melainkan The Conflicted You. Dari konflik inilah akhirnya tercipta apa yang disebut kemenangan (sukses) dan kekalahan (gagal) yang pada akhirnya akan menjadi The Real You. Jika anda memilih mengambil kendali kemenangan dengan cara menyelesaikan setiap konflik sedini mungkin sehingga tidak mempengaruhi energi positif yang ada dalam diri anda, maka akan dapat dipastikan bahwa andalah yang menjadi pemenang. Sebaliknya jika konflik terus anda biarkan bahkan anda izinkan untuk memimpin atau mengendalikan hidup anda maka anda akan menjadi sosok yang diinginkan oleh konflik tersebut yang akhirnya cepat atau lambat akan membawa anda menuju kegagalan.
Akhir kata, jika anda ingin menjadi kelompok minoritas maka milikilah karakteristik sebagai seorang pemenang. Pilihan seluruhnya di tangan anda. Semoga berguna.
Bagaimana proses itu terjadi? Penjelasannya adalah sebagai berikut: Ketika masih bayi anda adalah sosok yang visioner, abundant mentality, positive thinking, lucu, lugu, dan bisa merasakan bahwa life is a game. Saat itu anda adalah The Only You. Ketika mulai berinteraksi dengan orang lain yang bisa jadi dengan pola polarisasi, konfrontasi, paradoksal, interaksi partnership, dan sebagainya maka dari sini mulai terjadi proses konflik antara anda dan orang lain serta lingkungan / dunia. Di satu sisi anda membutuhkan proses untuk saling menyentuh demi kemajuan anda tetapi di sisi lain anda perlu membuang negative side-effect yang ditimbulkannya. Pada saat seperti ini anda bukan lagi The Only You melainkan The Conflicted You. Dari konflik inilah akhirnya tercipta apa yang disebut kemenangan (sukses) dan kekalahan (gagal) yang pada akhirnya akan menjadi The Real You. Jika anda memilih mengambil kendali kemenangan dengan cara menyelesaikan setiap konflik sedini mungkin sehingga tidak mempengaruhi energi positif yang ada dalam diri anda, maka akan dapat dipastikan bahwa andalah yang menjadi pemenang. Sebaliknya jika konflik terus anda biarkan bahkan anda izinkan untuk memimpin atau mengendalikan hidup anda maka anda akan menjadi sosok yang diinginkan oleh konflik tersebut yang akhirnya cepat atau lambat akan membawa anda menuju kegagalan.
Akhir kata, jika anda ingin menjadi kelompok minoritas maka milikilah karakteristik sebagai seorang pemenang. Pilihan seluruhnya di tangan anda. Semoga berguna.
2 comments:
Thanks You pak.....
sama-sama...
rajin-rajin comment donk...
Post a Comment