Hari ini adik-adik pelajar di jenjang SMA sudah menyelesaikan ujian nasional dengan mata uji Matematika. Sebagian ada yang tertawa dan jelas sebagian lagi perasaannya tidak karuan dan kacau, mungkin karena banyak soal yang tidak bisa yakin dijawab dengan benar dan meyakinkan. Atau dengan kata lain, jawaban yang diberikan memiliki probabilitas benar kurang dari 50%.
Kemarin, tepatnya hari selasa, saya sudah dicharter sejak sore untuk memberikan pelajaran tambahan kepada beberapa murid SMA, salah satunya adalah sepupu yang tinggal di wilayah Taman Mini. Saya sempat mengajarinya kurang lebih 2 jam, mulai dari jam 20.30 sampai 22.30. Hasilnya, PUSING...
Maklum, dia adalah siswa SMA jurusan IPS yang ternyata tidak pernah menyukai, bahkan cenderung membenci pelajaran matematika. Hal ini membuat saya terpanggil untuk menuliskan hal ini, kenapa matematika menjelma menjadi pelajaran yang menakutkan dan sulit untuk dipelajari?
Dari beberapa orang yang pernah membenci matematika di tingkat SMA (khususnya mereka yang sekarang berhasil), ternyata benci matematika itu sangat merugikan. Faktanya, begitu mereka kuliah pun, tidak akan pernah terlepas dari pelajaran "berbau" matematika, contohnya statistik. Intinya, rekan-rekan saya dari jurusan IPS dan berhasil ternyata berusaha mengubah paradigma mereka tentang matematika dan memaksakan diri mereka menyukai pelajaran matematika, sehingga akhirnya mereka dapat mensinergikan pengetahuan sosial mereka dengan pelajaran matematika yang hasilnya sebuah keberhasilan.
Memang, matematika sulit, tetapi bukan berarti tidak bisa dipelajari.
Memang, matematika berat, tetapi bukan berarti tidak bisa diangkat.
Buat adik-adik yang sudah mengikuti ujian matematika, sekarang saat berdoa, biarkan Tuhan yang menjawab semua perjuangan kalian. Jangan khawatir dengan ketidaklulusan, karena pada hakekatnya itu hanya penundaan terhadap keberhasilan. Ingat, banyak ahli matematika yang justru dulu gagal dalam pelajaran matematika di sekolah...
Semangat...!!!
No comments:
Post a Comment