Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajarkan dengan suasana menghargai dan siswa yang diajarkan dengan suasana cemas berdasarkan tingkat konsep diri siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, dengan lokasi penelitian 2 Sekolah Dasar di wilayah DKI Jakarta. Sekolah Dasar dipilih dengan pertimbangan, siswa pada tingkat ini masih mudah dipengaruhi dengan mengkondisikan suasana dalam kelas. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling berdasarkan konsep diri, dimana masing-masing kelompok kelas terdiri dari 20 orang siswa. Artinya, akan ada 4 kelompok siswa, yaitu 1) siswa dengan konsep diri tinggi dan diajar dengan suasana menghargai, 2) siswa dengan konsep diri rendah dan diajar dengan suasana menghargai, 3) siswa dengan konsep diri tinggi dan diajar dengan suasana cemas, dan 4) siswa dengan konsep diri rendah dan diajar dengan suasana cemas.
Instrumen yang digunakan adalah kuesioner untuk konsep diri, rancangan program pembelajaran untuk pemberian perlakuan dalam suasana menghargai dan suasana cemas, dan tes matematika untuk variabel hasil belajar matematika. Data-data yang diperoleh berikutnya akan diuji kenormalan dan kehomogenan, yang selanjutnya akan diuji hipotesis menggunakan ANAVA 2 arah.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk menciptakan sebuah model pembelajaran baru yang merupakan kombinasi dari sikap menghargai dan beberapa model pembelajaran, dimana dengan model pembelajaran ini siswa mendapatkan perhatian dan dapat membangkitkan semangat dalam mempelajari matematika.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, dengan lokasi penelitian 2 Sekolah Dasar di wilayah DKI Jakarta. Sekolah Dasar dipilih dengan pertimbangan, siswa pada tingkat ini masih mudah dipengaruhi dengan mengkondisikan suasana dalam kelas. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling berdasarkan konsep diri, dimana masing-masing kelompok kelas terdiri dari 20 orang siswa. Artinya, akan ada 4 kelompok siswa, yaitu 1) siswa dengan konsep diri tinggi dan diajar dengan suasana menghargai, 2) siswa dengan konsep diri rendah dan diajar dengan suasana menghargai, 3) siswa dengan konsep diri tinggi dan diajar dengan suasana cemas, dan 4) siswa dengan konsep diri rendah dan diajar dengan suasana cemas.
Instrumen yang digunakan adalah kuesioner untuk konsep diri, rancangan program pembelajaran untuk pemberian perlakuan dalam suasana menghargai dan suasana cemas, dan tes matematika untuk variabel hasil belajar matematika. Data-data yang diperoleh berikutnya akan diuji kenormalan dan kehomogenan, yang selanjutnya akan diuji hipotesis menggunakan ANAVA 2 arah.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk menciptakan sebuah model pembelajaran baru yang merupakan kombinasi dari sikap menghargai dan beberapa model pembelajaran, dimana dengan model pembelajaran ini siswa mendapatkan perhatian dan dapat membangkitkan semangat dalam mempelajari matematika.
No comments:
Post a Comment