Saturday, August 23, 2008

UNINDRA's HOLIDAY

Cek... cek... cek... 1... 2.... 3... cek... cek... cek...
Coba tolong treblenya dinaikkan...
Cek... cek... cek... 1... 2.... 3... cek... cek... cek...
Oke... bagus.... jalan dech......!!!!
Ceritanya dimulai begini...
Seluruh dosen dan karyawan sudah diultimatum untuk berkumpul di kampus sebelum pukul 07.00 pagi, karena dikabarkan tidak ada toleransi bagi yang terlambat. Telat sedikit saja, langsung ditinggal...
Ohya, belum dikasitau... kalau pagi itu tanggal 22 Agustus 2008, seluruh awak UNINDRA, dari mulai Rektor sampai tenaga kebersihan mengadakan liburan untuk melepaskan kepenatan ke Bandung.
Cerita berlanjut...
Ternyata, ultimatum tinggal ultimatum. Keberangkatan pun diundur hingga pukul 07.30. Sungguh mengecewakan, sampai kapan bangsa ini selalu berkutat dengan ketidak disiplinan, bagaimana bangsa ini mau maju jika tidak bisa taat dengan ketepatan waktu (loh.. loh kok jadi pidato..)
Konvoi Big Bird sejumlah 6 bis pun mulai berjalan dari Jakarta menuju Bandung. Di jalan tol, seluruh crew berhenti melepaskan lelah dan membuang apa yang harus dibuang (...???) di KM 57, sebuah tempat peristirahatan yang cukup nyaman.
Perjalanan pun dilanjutkan kembali, dan akhirnya rombongan tiba di Kawah Gunung Tangkuban Perahu pukul 11.00 (dijadwalkan sich sebenarnya tiba pukul 10.00). Dan kembali ada ultimatum, harus segera turun sebelum pukul 12.30 (sebagian sudah turun karena sholat Jumat). Tapi... lagi-lagi kurang disiplin, ada beberapa dosen yang masih berkutat dengan belanjaan dan akhirnya lagi-lagi molor hingga pukul 13.00 lewat.
Keluar dari Tangkuban Perahu, akhirnya kita berkumpul di sebuah restoran bernama Grafika untuk sarasehan dan santap siang bersama.
Acara paling mendebarkan adalah FLYING FOX. Wow, tantangan yang seru.
Beberapa orang dosen dan karyawan pun mulai mencoba tantangan tersebut. Mulanya masih dengan gaya standar, yaitu bergantungan dengan posisi standar. Tapi kemudian mulai berkembang keberaniannya dengan gaya SPIDERMAN (nanti fotonya saya publish) dan juga gaya ekstrim yaitu kepala di bawah.
Saya sendiri mencoba gaya SPIDERMAN, tapi karena satu dan lain hal, gaya yang dihasilkan berubah karena kaki saya terlalu menekuk dan akhirnya saya pun terbalik dengan kepala di bawah. Saya panik, tapi tenang saya masih sempat merekam seluruh kejadian dengan kamera saya. Di ujung jalan, saya lemas dan hampir pingsan, tapi untung ada rekan yang menolong.
Huh... mendebarkan...
Akhirnya kita pun berangkat pulang pada pukul 17.00 WIB dan sempat membeli beberapa oleh-oleh dari Bandung.
Demikian laporan ini.
SEMANGAT UNINDRA...!!!!

Tuesday, August 19, 2008

Tahun Akademik Baru...??? Semangat Baru Donk...!!!

Tahun akademik 2008/2009 akan segera digelar. Mulai 8 September 2008, seluruh mahasiswa Universitas Indraprasta PGRI akan kembali ke dalam kelas untuk mengikuti kegiatan perkuliahan. Hal ini tentunya akan direspon beragam oleh mahasiswa, ada yang kurang suka, tetapi pasti banyak juga yang senang kembali berkuliah. Loh..... tumben....
Memang sich, banyak yang senang, tapi saya berani jamin kebanyakan bukan karena ingin belajar, tetapi karena sudah bosan di rumah dan biasanya kalo di rumah tidak dapat uang jajan... (tul kan...???? hehehehe)
Tapi.. ya udah, apapun alasannya, yang jelas the show must go on... Mahasiswa harus siap walaupun masih agak berat. Ingat, masa depan kita ada di tangan kita sendiri. Dosen hanya bertugas mengajar, selanjutnya ada di tangan mahasiswa. Mahasiswa yang berhasil adalah mahasiswa yang bisa mengubah kekurangan menjadi kelebihan, mengubah yang biasa menjadi luar biasa.
Ayo... bersiap dan songsong masa depan cerah yang sudah menanti Anda sekalian...
Semangat...!!!!

Friday, August 15, 2008

Makam Mak Erot? Antara Logika & Metafisika? Perlu Penelitian Lebih Lanjut...





Keanehan yang terjadi di sekitar makam orang nomor 1 di jagat reparasi alat vital pria ini terjadi beberapa hari setelah meninggal. Makam mak erot tiba-tiba digegerkan oleh sebuah temuan hasil bumi, seperti cabe dan ubi yang berbentuk seperti alat kelamin pria.



Hal ini perlu diteliti lebih lanjut, logika atau metafisika...



Ada yang berminat menganalisis lebih dalam...???

Thursday, August 14, 2008

Call for papers The Second International Conference on Mathematics and Natural Sciences (ICMNS) 2008


The Second International Conference on Mathematics and Natural Sciences (ICMNS) 2008

Bandung, Indonesia, 28-30 October 2008

organized by Faculty of Mathematics and Natural Sciences, School of Pharmacy, and School of Life Sciences and Technology at Institut Teknologi Bandung

http://www.fmipa.itb.ac.id/icmns2008

The International Conference on Mathematics and Natural Sciences (ICMNS) 2008 aims to promote interdisciplinary research in science and technology, to promote the development of science and their roles in the development of science-based technology, and to disseminate research in various field of mathematics and natural sciences.

Scope and topics

The scope of this conference is, but not limited to, in the fields of

1. Health sciences,

2. Environmental sciences,

3. Biosciences and biotechnology,

4. Physical sciences

5. Material sciences,

6. Mathematics,

7. Computer science and computational science,

8. Instrumentation, and

9. Earth and space sciences.

Scientific program

The scientific program of the conference consists of:

· Keynote Lectures,

· Invited Lectures,

· Mini Symposia organized by participants,

· Contributed Papers by participants, and

· Posters by participants.

Proceedings will be published after the conference (early 2009) in CDs. Only papers and posters that have been presented in the conference will be included in the proceeding. Please download the guideline and format for full paper from the conference website. Papers written not according to the guideline and format will not be considered to be published in the proceedings. If you have difficulty to access the site, please contact icmns08@fmipa.itb.ac.id.

Selected papers will be published after the conference in separate journals, where selection and reviewing process will be done according to the journals’ guidelines.

Mini Symposia, Contributed Papers, and Posters

Participants are welcome to organize mini-symposia, present contributed papers or posters.

A mini-symposium (MS) consists of a timeslot of 90-120 minutes for lectures on a specific topic. Prospective organizers of a MS design the contents and time-division of their MS; they approach directly the lecturers, and assemble the abstracts. An organizer may propose to organize more than one MS timeslot. Submission of proposals for an MS should contain a MS-title, key-words, names and addresses of organizer and all lecturers, brief description of the topic and the abstracts of all presentations (not to exceed 300 words; in English), according to the format in the website.

Contributed papers (CP) can be submitted online by providing title, keywords, names, address and abstract (not to exceed 300 words; in English), according to the format in website.

Posters (P) can be submitted online by providing title, keywords, names, address and abstract (not to exceed 300 words; in English), according to the format in website.

Submission

Participants MUST submit their MS Proposal / CP abstracts / P abstracts online. However if there are problems in accessing the web-page, please contact icmns08@fmipa.itb.ac.id.

Important Dates

Submission of mini symposium proposal: 15 August 2008

Submission of contributed paper abstracts: 1 September 2008

Decision by Scientific Committee: 22 September 2008

Submission of full paper (electronic version): 30 October 2008

Registration: before 30 September 2008

(Note: Registration before 30 September 2008 is required for MS-organizers or CP-lecturers)

Organization and address

The conference is organized and hosted by Faculty of Mathematics and Natural Sciences, School of Pharmacy, and School of Life Sciences and Technology at Institut Teknologi Bandung.

Contact Address:

The Second International Conference on Mathematics and Natural Sciences (ICMNS) 2008

Basic Science Center A 1st floor

Institut Teknologi Bandung

Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia

Fax: +62 22 251 7012

E-mail for ALL matters concerning ICMNS08: icmns08@fmipa.itb.ac.id

URL-address: http://www.fmipa.itb.ac.id/icmns2008

Organizing Committee

Chair: Dr. Rinovia Simanjuntak

Dr. Ayda Trisnawati Yusuf

Dr. Bambang Prijamboedi

Dr. Ernawati Arifin

Dr. Heni Rachmawati

Dr. Hesti Retno Tri Wulandari

Dr. Jalina Widjaja

Dr. M. Ikbal Arifyanto

Dr. Siti Khodijah Chaerun

Dr. Sparisoma Viridi

Registration and fee

Registration

Registration for participation can be done from 1 July 2008.

To register for the conference, please fill out the online Registration Form.

Note that for acceptance of organizing a Mini-symposium, presenting a Contributed paper or presenting a Poster, registration BEFORE 30 September 2008 is required.

Fee

The fee includes lunches, coffee/tea breaks during conference days, and the conference kit.

fee before 30 September
fee after 30 September

Indonesian participants

non-students
Rp. 500,000
Rp. 600,000

students
Rp. 300,000
Rp. 400,000

International participants
US$200
US$250

You can pay fee for registration at the conference or transfer to:

SEMINAR MIPA ICMNS

BNI Branch ITB

Jl.Tamansari 80 Bandung 40132

Account number: 0900009034

then send a copy to:

The Second International Conference on Mathematics and Natural Sciences (ICMNS) 2008

Basic Science Center A 1st floor

Institut Teknologi Bandung

Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia

Fax: +62 22 251 7012

SEBELAH MATA...??? Film yang gak akan ada dalam bentuk VCD atau ditayangkan di TV?

Beberapa hari lalu saya mampir ke sebuah bioskop 21 di Plaza Pondok Gede, rencananya sich mau nonton jam 19.30. Tapi ternyata pilihan filmnya kurang menarik buat saya, yaitu Oh Baby, Setannya Koq Beneran... Akhirnya gak jadi dech...

Tapi setelah berpikir, di studio 3 ada 1 film yang agak misterius. Karena gambar covernya orang yang sedang dipukul dan ada tulisan keluarga adalah segalanya. Jujur dech filmnya bagus bangets dan saya rekomendasikan ditonton buat anak-anak muda yang pernah jatuh dan pernah berpikir untuk berhenti berjuang. Inget... hidup harus terus berjalan dan kita wajib menjalaninya dengan penuh harapan.

Kira-kira begini resensinya:

Film ini menceritakan seorang petinju besar bernama ANTON (diperankan Robertino). Dia selalu menang dalam setiap pertandingan yang dilakukannya. Suatu kali, saat latihan (jogging) dia terjatuh dan pingsan, oleh dokter disarankan untuk istirahat total karena kondisinya tidak memungkinkan untuk bertanding. Padahal, dalam beberapa hari mendatang akan dilangsungkan pertandingan antara ANTON dengan PAULUS. Manajernya yang bernama WULAN dengan optimis mengatakan bahwa ANTON pasti bisa bertanding dengan resiko apapun.

Ditengah ketenarannya, ANTON berusaha menyenangkan hati orangtuanya (ibunya) dengan membelikan sebuah rumah mewah, ANTON juga memiliki kekasih bernama BELLA. Satu malam sebelum bertanding ANTON melamar BELLA di depan pelatih, manajer dan ibunya. BELLA berjanji akan menemani ANTON selamanya, mereka akan segera menikah setelah pertandingan dengan PAULUS.

Tiba saatnya pertandingan, ANTON pun berusaha untuk memenangkan pertandingan. Jual beli pukulan terjadi, akan tetapi lama kelamaan ANTON merasa kehilangan konsentrasi dan pandangan, seluruhnya menjadi gelap. Akan tetapi di dengah penderitaannya, dia masih sempat melepaskan satu pukulan mematikan dan akhirnya menjatuhkan PAULUS, ANTON menang. Selebrasi pun diadakan, akan tetapi tiba-tiba ANTON pingsan di atas ring dan segera dilarikan ke rumah sakit.

ANTON dinyatakan cacat oleh dokter karena sel motoriknya mati, sehingga jangankan untuk bertinju, untuk memegang bola dengan jarinya saja tidak mampu. ANTON tidak dapat berjalan dengan normal. Di sisi lain lawan ANTON, PAULUS dinyatakan meninggal setelah koma selama 2 minggu, hal ini membuat frustasi pelatih (diperankan oleh Dorman) PAULUS dan mengakhiri karirnya sebagai pelatih.

Di rumah sakit ANTON membutuhkan biaya yang sangat besar, sehingga ibunya terpaksa menjual beberapa perabotan di rumahnya sampai habis, mulai dari sofa, kursi makan, dan lain sebagainya. Di rumah sakit ini pula ANTON bertemu dengan perawat yang cantik dan sangat baik bernama RETA. Perawat ini dengan sabar melatih ANTON untuk menggerakkan tubuhnya dan membangkitkan semangat ANTON untuk kembali normal. Akhirnya, ANTON pun diijinkan pulang walaupun belum dapat berjalan dengan normal.



Di rumah ANTON kaget melihat kondisi rumahnya yang sudah kosong melompong. Dia sangat kecewa karena teman-temannya yang dulu begitu dekat dengannya saat jaya sekarang tidak ada lagi yang menengok. Bahkan tidak ada bantuan sedikitpun dari rekan, manajer dan pacarnya. Di televisi dia melihat mantan manajernya telah memiliki petinju lain bernama FRANCO yang dikabarkan lebih hebat dari dirinya. ANTON sangat kecewa.

Melihat kebutuhan yang semakin besar, ibunya menyarankan ANTON untuk menjual rumah dan pindah ke rumah yang lebih kecil. ANTON kemudian bekerja sebagai tukang parkir ibunya bekerja sebagai penjual kue keliling (realitas olahragawan di Indonesia, habis manis sepah dibuang).

Walaupun FRANCO hebat, akan tetapi ternyata tidak ada greget lagi dalam dunia tinju. Tinju seolah-olah kehilangan tokoh besarnya, yaitu ANTON. Untuk itu manajernya mencoba mengadakan sebuah terobosan (kepentingan individu) untuk membangkitkan kembali semangat tinju, yaitu dengan menggelar pertandingan ANTON vs FRANCO. Tapi FRANCO menolak dengan alasan "menang malu, kalah juga malu" karena melawan orang yang cacat.

Manajer tersebut akhirnya menemui ANTON dan mengutarakan maksudnya, ANTON menolak. Kemudian manajer tersebut menemui pelatih PAULUS, diapun mengatakan keberatannya karena yang akan dilatih adalah orang cacat, tapi akhirnya dia setuju untuk mengajak ANTON kembali bertanding. Pelatih tersebut pun menemui ANTON, tapi jawaban ANTON tetap sama yaitu tidak mau.


Akan tetapi, ANTON melihat kondisi ibunya sekarang yang sering sakit-sakitan dan membutuhkan banyak biaya untuk pengobatan dan kehidupan sehari-hari, akhirnya ANTON pun setuju untuk bertanding. Konferensi pers pun digelar dan ANTON hanya memiliki waktu 3 bulan untuk mempersiapkan diri. Latihan pun dimulai, akan tetapi pelatihnya terlihat frustasi karena jangankan untuk latihan teknik, untuk bergerak saja ANTON sudah sangat kesulitan. ANTON pun berpikir dan menyarankan untuk mengajak perawat RETA. ANTON yakin, hanya RETA yang mampu melakukan terapi untuk dirinya, gawatnya RETA menolak. Tapi, itu tidak lama, RETA melihat kesungguhan dalam diri ANTON dan akhirnya dia menerima tawaran tersebut. RETA pun segera melatih ANTON dengan penuh kesabaran dan akhirnya ANTON siap untuk bertanding.

Tiba hari pertandingan, FRANCO langsung menghajar ANTON habis-habisan. Tapi ANTON tidak menyerah, dia terus berjuang dan berjuang. Walau beberapa kali terjatuh, ANTON tetap bertahan hingga ronde terakhir berakhir, sehingga harus dilakukan perhitungan angka. Hakim A dan B memberikan angka sama, tetapi hakim C memberikan angka 95 untuk ANTON dan 96 untuk FRANCO. ANTON kalah, tetapi tiba-tiba FRANCO menghampiri ANTON dan mengangkat tangan ANTON, yang artinya bahwa mereka berdua adalah JUARA sejati.

Selamat Menikmati Film Karya RUDI SOEJARWO ini, kiranya dapat menjadi motivasi kita dalam menghadapi kehidupan yang semakin keras.

Wednesday, August 13, 2008

PENGARUH ANAK DALAM KELUARGA PADA PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL KELUARGA

Oleh: Wibawa Prasetya


I. Latar Belakang Masalah

Anak adalah pasar dengan potensi yang besar dan terus tumbuh bagi para pemasar. Bila dianalisis dari statistik kependudukan, anak merupakan pasar yang luar biasa besarnya. Jika dibandingkan setiap tahun ada berjuta bayi yang lahir maka betapa besarnya New Customer yang masuk ke pasar.

Saat ini anak-anak yang berusia 8-14 tahun benar-benar dipertimbangkan sebagai suatu pasar yang benefit bagi bermacam perusahaan barang dan jasa. Menurut Martin Lindstorm, mereka telah cukup dewasa untuk memiliki pendapat sendiri. Selain itu mereka pun bisa mempengaruhi keputusan rumah tangga tentang belanja dan cukup jelas untuk bisa membentuk profil menjanjikan yang akan berguna bagi rencana pemasaran jangka panjang manapun (Lindstrom, 2005:16).

Menurut survey Frontier 2004 (Republika, 9 Juni 2004). Pasar primer anak-anak yang biasanya tinggal dikota besar mencapai 8 trilliun rupiah. Anak-anak memiliki uang saku tetapi tingkat kesadaran mereka untuk menabung rendah.

Beberapa penelitian menemukan fakta bahwa anak-anak telah menjadi kelompok konsumen yang besar, baik sebagai konsumen primer maupun konsumen skunder. Menurut Martin Lindstrom (2005) pada tahun 2002, anak-anak bukan hanya telah membelanjakan US$ 300 milliar, tetapi juga mempengaruhi belanja senilai US$ 1,88 triliun diseluruh dunia. Majalah Brandweek memberikan gambaran kesempatan pembelanjaan kebutuhan anak-anak di seluruh dunia, menjelaskan bahwa di China dimana anak-anak tidak banyak mendapatkan pemasukan dan menabungkan sebagian besar uangnya, tetapi kebutuhan belanja mereka sebesar US$ 2,6 miliar per tahun dan berada pada urutan kedua setelah Amerika Serikat.

Tabel 1

Average Income and Spending for Children Aged 7-12 Years


Regular Income

$US/month/child

Annual Income #

$US/year/child

Savings

Total Spending

$US/year

Germany

UK

US

France

Japan*

China*

32.30

31.50

29.10

22.50

10.70

9.00

569.40

506.20

493.10

377.90

407.90

182.00

46%

26%

21%

30%

62%

60%

0.9 billion

1.7 billion

8.9 billion

2.2 billion

1.0 billion

2.6 billion

(Sumber: Laurie Klein, dalam Sharon Beder 1998)

Keterangan:

* Urban areas only

# Including special income

Sharon Beder (1998:101) mengemukakan bahwa di Australia anak-anak di bawah 18 tahun rata-rata membelanjakan $ 31.60 tiap minggu dan mempengaruhi 70% pembelian oleh orang tua mereka dalam hal pakaian dan makanan cepat saji.

Sementara di Amerika Serikat ada lebih dari 57 juta anak-anak dan remaja usia sekolah yang menghabiskan uang mereka sendiri dan keluarganya sekitar 100 miliar dolar tiap tahun untuk permen, makanan, minuman, video dan produk elektronik, mainan, film, olahraga, dan sepatu.

Tom Mc Gee and Kevin Heubusch (1997) mengemukakan bahwa anak-anak umur dibawah 12 tahun membelanjakan uang lebih dari 11 milliar dolar dan mempengaruhi keputusan pembelian dalam keluarga senilai 165 miliar dolar untuk makanan, peralatan rumah tangga seperti furniture, alat-alat listrik dan computer, liburan, mobil keluarga dan pengeluaran lainnya.

TL Stanley (1995) dalam hasil penelitiannya memperkirakan bahwa anak-anak mempengaruhi penjualan mobil di tahun 1994 senilai 9 milliar dolar. Seorang pedagang mobil mengatakan, “Terkadang anak-anak sesungguhnya konsumen kami. Saya melihat anak-anak memilih mobil”.

Handi Irawan (2004) mengemukakan lima alasan yang mendorong peningkatan segmen anak yaitu:

  1. Terjadinya pergeseran perilaku orang tua.

Dahulu pengeluaran untuk anak dianggap biaya. Saat ini pengeluaran untuk anak dianggap sebagai investasi.

  1. Terjadi perubahan peran anak dalam proses pembelian. Perubahan initerjadi antara lain karena faktor pendidikan.

Orang tua saat ini berpendidikan lebih modern yang menekankan komunikasi dua arah dan lebih demokratis.

  1. Perhatian orang tua kepada anaknya semakin besar karena keluarga modern rata-rata anaknya hanya dua atau tiga orang.

  2. Setiap orang tua selalu ingin memberikan pendidikan yang terbaik bagi anaknya.

  3. Produsen terus menawarkan suatu yang baru karena persaingan diantara produsen sehingga industri bagi kebutuhan anak dengan sendirinya terus meningkat.

Dalam proses pembelian suatu produk anak berpotensi sebagai konsumen skunder yaitu dapat mempengaruhi orang tua untuk membeli produk yang mereka sukai.

Berdasarkan latar belakang tersebut perlu dilakukan penelitian seberapa besar tingkat keeratan hubungan antara anak dalam keluarga dengan pengambilan keputusan pembelian mobil keluarga dan seberapa besar kontribusi anak dalam pembelian mobil keluarga.



II. Landasan Teori

2.1 Definisi Pemasaran

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 1997:8)

Definisi pemasaran mengandung beberapa konsep pokok yaitu kebutuhan, keinginan, dan permintaan, produk (barang, jasa dan gagasan) nilai, biaya dan kepuasan; pertukaran dan transaksi; hubungan dan jaringan; pasar; serta pemasar dan prospek.

Banyak yang mengatakan bahwa pemasar menciptakan kebutuhan atau pemasar membuat orang membeli barang yang tidak mereka inginkan. Sebenarnya pemasar tidak menciptakan kebutuhan tetapi kebutuhanlah yang menciptakan para pemasar tersebut. Pemasar, seperti juga pengaruh sosial lain mempengaruhi keinginan. Pemasar mungkin mengutarakan ide bahwa sebuah produk dengan merek tertentu dapat memuaskan kebutuhan seseorang akan status sosial tersebut. Pemasar mempengaruhi permintaan dengan membuat sebuah produk yang cocok, menarik, terjangkau dan mudah didapatkan oleh konsumen yang dituju (Kotler, 1997:9).

Tujuan pemasaran adalah untuk membuat penjualan mencapai jumlah yang besar dan harapannya adalah untuk mengetahui dan mengerti pelanggan dengan sebaik-baiknya sehingga produk atau jasa yang ditawarkan mencapai kesesuaian (Kotler dan Amstrong, 1994:6).


2.2 Keluarga

2.2.1 Pengertian Keluarga

Keluarga didefinisikan sebagai sebuah kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih yang terikat oleh perkawinan, darah (keturunan: anak atau cucu) atau adopsi yang biasanya tinggal bersama dalam satu rumah. Yang membedakan keluarga dengan kelompok lain adalah keluarga terbentuk oleh pernikahan atau kelahiran, memiliki hubungan yang permanent dan emosional, berorientasi pada hubungan antar pribadidan bukan pada suatu tujuan tertentu seperti halnya organisasi.

Tabel 2

Perbedaan antara keluarga dengan kelompok lain

No.

Keluarga

Kelompok Lain

1.

Formasi terbentuk oleh pernikahan atau kelahiran

Formasi terbentuk oleh tugas atau pekerjaan

2.

Mempunyai hubungan lebih permanent

Hubungan berdasarkan kontrak

3.

Lebih berorientasi pada hubungan interpersonal

Lebih berorientasi pada tujuan yang akan dicapai

4.

Mempunyai ikatan emosional

Lebih berorientasi pada ikatan secara rasional

5.

Lebih mencari nilai-nilai yang hakiki

Mencari nilai-nilai diluar yang hakiki

6.

Lebih berorientasi pada grup (cooperative)

Lebih berorientasi pada individu (competitive)

(Sumber: Park,Tansuhaj dan Kalbe, 1991)


Keluarga terbagi dua yaitu keluarga inti dan keluarga besar. Keluarga inti adalah kelompok langsung yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Sementara keluarga besar meliputi keluarga inti ditambah keluarga lain seperti kakek, nenek, paman, bibi, sepupu dan kerabat karena perkawinan (Setiadi, 2003:272)


2.2.2 Fungsi Keluarga

Sebagian besar anak-anak mendapatkan kebutuhan kasih sayang, perhatian dan kedekatan didalam keluarga. Keluarga merupakan suatu unit dimana anak dapat menemukan kedekatan pengasuhan dan perasaan menyayangi dan disayangi oleh seseorang. Didalam format keluarga merupakan hal yang masuk akal untuk mengasumsikan faktor kasih sayang (cinta, perhatian, dan kedekatan) sangat penting dalam proses keputusan pembelian produk dalam keluarga (Park, Tansuhaj dan Kalbe, 1991:652)

Keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat bagi semua anggota keluarga. Keluarga memiliki fungsi utama untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia bagi semua anggotanya terutama anak-anak, termasuk didalamnya adalah fungsi untuk menjadikan anak sebagai konsumen.

2.2.3 Sosialisasi Anak sebagai Konsumen

Sosialisasi adalah sebagai konsumen diartikan sebagai proses yang memungkinkan anak-anak untuk memperoleh ketrampilan, pengetahuan dan sikap yang diperlukan untuk berfungsi sebagai konsumen (Schiffman dan Kanuk, 2004:308)

Melalui proses sosialisasi keluarga meneruskan makna budaya dari masyarakat, sub budaya, dan kelas sosial pada anak-anak mereka dan dengan demikian berarti mempengaruhi afeksi, kognisi, dan perilaku anak-anak mereka. Anak mendapatkan pengetahuan konsumsi dari orang tua mereka.

Sosialisasi pada anak-anak dalam keluarga dapat terjadi langsung melalui instruksi yang diarahkan atau secara tidak langsung melalui pengamatan dan permodelan. Pengetahuan konsumsi yang terbentuk dimasa kanak-kanak dapat mempengaruhi seseorang dikemudian hari. Sebagian orang dewasa masih tetap menggunakan merek produk yang sama yang dibeli orang tua mereka ketika mereka masih kecil. Aliran sosialisasi tidak terbatas pada orang tua yang mempengaruhi anak-anak mereka saja. Anak-anak juga dapat mensosialisasi orang tua mereka khususnya untuk produk-produk baru (Peter dan Olson, 2000:117)

Pendapat ini diperkuat oleh Setiadi bahwa peranan pemberi pengaruh mungkin dipegang oleh orang yang paling ahli. Sebagai contoh, orang tua mungkin menjadi pengambil keputusan mengenai mobil mana yang akan mereka beli, tetapi sang anak akan memainkan peranan utama sebagai penjaga pintu informasi dan sebagai pemberi pengaruh karena pengetahuan yang lebih banyak mengenai unjuk kerja, ciri produk dan lain-lain (Setiadi, 2003:283)

Seorang anak yang biasanya berperan sebagai pengguna akhir dari produk yang dibeli dapat memberi pengaruh yang tidak kecil pada pengambilan keputusan pembelian suatu barang dalam keluarganya.

Biasanya anak mencoba memberi pengaruh pada orang tuanya untuk membeli.

Walaupun anak tidak mendominasi pengambilan keputusan beli, mereka mempunyai potensi yang besar untuk membentuk aliansi baik dengan ayahnya maupun dengan ibunya dalam membentuk mayoritas pengambilan keputusan beli. Anak bisa berpengaruh pada setiap tahap proses membeli kecuali pada keputusan berapa banyak uang yang akan dibelanjakan (Prasetijo dan Ihalauw, 2005;169)

Pendapat ini dikuatkan oleh suatu penelitian yang dilakukan oleh James F. Nelson yang menjelaskan tentang anak-anak sebagai sumber informasi yang signifikan dalam pengambilan keputusan keluarga. Sebagai sumber informasi anak-anak dapat mempengaruhi keputusan pembelian keluarga dalam pengenalan kebutuhan, dan memberikan informasi, tetapi tidak terlibat dalam keputusan informasi, tetapi tidak terlibat dalam keputusan akhir. Nelson juga menemukan fakta bahwa faktor pendapatan lebih berpengaruh dalam memperkirakan keterlibatan seorang anak dalam sebuah keputusan (Nelson, 1979; 421)

Palan dan Wilkes mengemukakan empat strategi yang digunakan oleh anak remaja untuk mempengaruhi orang tua dalam pembelian barang yaitu (1) Tawar Menawar, (2) Membujuk (3) Emosional dan (4) Permintaan.


2.3 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Schiffman dan Kanuk mendefinisikan suatu keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternative. Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka ia harus memiliki pilihan alternatif. Seorang konsumen yang ingin membeli sebuah sedan dihadapkan kepada beberapa merek kendaraan seperti Toyota, Honda, Suzuki, atau Hyundai. Jika konsumen tidak memiliki pilihan alternative maka keputusan tersebut disebut “Hobson’s Choice (Sumarwan, 2004;289)

Tahap-tahap yang dilewati seorang konsumen dalam mencapai keputusan pembelian suatu barang ada lima yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternative, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian (Kotler, 1997;171)

Sementara itu Schiffman dan Kanuk (2004;491) memberi tiga komponen utama untuk menyatukan dan menyelaraskan berbagai konsep yang relevan menjadi suatu keseluruhan yang berarti mengenai kerumitan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen, yaitu:

  1. Masukan yang terdiri dari masukan pemasaran dan sosio budaya.

  2. Proses yang terdiri dari pengenalan kebutuhan, penelitian sebelum pembelian dan penilaian alternative.

  3. Keluaran yang terdiri dari perilaku pembelian dan penilaian pasca pembelian.

Dalam memperlakukan pengambilan keputusan konsumen sebagai suatu pemecahan masalah diasumsikan bahwa konsumen tersebut memiliki sasaran (konsekuensi yang diinginkan) yang ingin dicapai atau dipuaskan.

Seorang konsumen menganggap sesuatu adalah masalah karena konsekuensi yang diinginkannya belum tercapai. Konsumen membuat keputusan perilaku mana yang ingin dilakukan untuk dapat mencapai sasaran mereka. Dalam hal ini pengambilan keputusan konsumen adalah proses pemecahan masalah yang diarahkan pada sasaran (Setiadi, 2003:415).





Gambar 1

Perspektif Pemecahan Masalah Mengenai Lima Langkah dalam

Pengambilan Keputusan Konsumen


Pengenalan

Kebutuhan


Konsumen mempersepsikan perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk membangkitkan dan mengaktifkan proses keputusan.


Pencarian

Informasi



Konsumen mencari informasi yang disimpan didalam ingatan (pencarian internal) atau mendapatkan informasi yang relevan dengan keputusan dari lingkungan (pencarian eksternal)

Evaluasi

Alternatif


Konsumen mengevaluasi pilihan berkenaan dengan manfaat yang diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga alternative yang dipilih.

Pembelian


Konsumen memperoleh alternative yang dipilih atau pengganti yang dapat diterima bila perlu.

Hasil


Konsumen mengevaluasi apakah alternative yang dipilih memenuhi kebutuhan dan harapan segera sesudah digunakan.


(Sumber: James F. Engel Roger D. Blackwell dalam Setiadi, 2003:32)



III. Metodologi

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda korelasional.

Metoda korelasi merupakan kelanjutan dari metoda diskriptive.

Melalui metoda ini dapat dilakukan pengumpulan data, kemudian menyusunnya secara sistematis, factual dan cermat sehingga dapat menjelaskan hubungan diantara variabel-variabel dengan menguji hipotesa atau melakukan prediksi (Rakhmat, 2002:27)


3.2 Definisi Operasional Variabel

Variabel bebas (X) = pengaruh anak adalah dorongan psikologis yang diberikan anak dalam keluarga melalui tahapan-tahapan tawar menawar, persuasi, hubungan emosional dan permintaan pembelian suatu barang.

Variabel terikat (Y) = Keputusan pembelian mobil keluarga adalah tindakan yang diambil sebuah keluarga untuk membeli mobil keluarga dengan melalui tahapan pemahaman masalah, pencarian alternatif pemecahan, evaluasi alternatif, pembelian, penggunaan pasca pembelian dan evaluasi ulang alternatif yang dipilih.



3.3 Konsep Operasional Variabel

Variabel

Dimensi

Indikator

Skala Pengukuran




Pengaruh Anak

  1. Tawar - menawar

  1. Membuat diri berprestasi untuk meminta hadiah

  2. Menawarkan perjanjian untuk melakukan suatu hal tertentu.

  3. Memberikan alasan yang masuk akal agar keinginannya dipenuhi.

  4. Kompromi/ bernegosiasi dengan orang tua.

Likert


  1. Membujuk (Persuasi)

  1. Menyertakan orang lain untuk turut mempengaruhi

  2. Gigih untuk meminta secara berulang-ulang.

  3. Memberi informasi dengan jelas mengenai kelebihan dari mobil keluarga.

  4. Memberi informasi dengan jelas mengenai keuntungan dari mobil keluarga.

  5. Memberikan pendapat

  6. Terus membujuk



  1. Emosional

  1. Kecewa

  2. Orang tua merasa bersalah

  3. Memberikan perhatian yang berlebihan.



  1. Permintaan

  1. Meminta karena teman yang lain sudah memiliki

  2. Menunjukkan kebutuhan akan mobil keluarga.

  3. Menunjukkan keinginan mobil keluarga



Keputusan Pembelian

1. Pemahaman/ Pengenanalan Masalah

  1. Memahami adanya kebutuhan mobil keluarga waktu untuk efisiensi.

  2. Memahami adanya kebutuhan mobil keluarga sebagai solusi sulitnya mendapatkan kendaraan umum.

  3. Memahami adanya kebutuhan mobil keluarga untuk mendapat kenyamanan saat berpergian.

  4. Memahami adanya kebutuhan mobil keluarga untuk memperkuat tali kekeluargaan.

  5. Memahami adanya kebutuhan akan keamanan.

Likert


2. Pencarian alternatif pemecahan

  1. Mencari informasi melalui iklan

  2. Mencari informasi melalui sales

  3. Mencari informasi melalui teman

  4. Mencari informasi melalui suami/istri

  5. Mencari informasi melalui anak

  6. Mencari informasi melalui kerabat



3. Evaluasi Alternatif

  1. Memilih mobil keluarga berdasarkan merek terkenal.

  2. Memilih mobil keluaran berdasarkan fitur mobil yang sesuai dengan kebutuhan keluarga.

  3. Memilih mobil keluarga berdasarkan resale mobil yang tinggi.

  4. Memilih mobil keluarga berdasarkan suku cadang di pasaran.

  5. Memilih mobil keluarga berdasarkan permintaan anak.

  6. Memilih mobil keluarga berdasarkan tingkat keselamatan mobil yang tinggi.



4. Pembelian

  1. Pembelian mobil keluarga untuk pertama kalinya menyertakan pendapat anak

  2. Keputusan akhir pembelian mobil keluarga diputuskan bersama suami/istri dan anak.



5. Penggunaan pasca pembelian dan evaluasi ulang alternatif yang dipilih

  1. Puas dengan mobil keluarga yang telah dibeli

  2. Mobil keluarga yang telah dibeli ternyata lebih baik dari yang diharapkan sebelumnya.




3.4 Populasi dan Sampel

Populasi yang diambil merupakan warga perumahan Tamah Bougenville Estate, Bekasi. Perumahan ini dihuni oleh 325 kepala keluarga.

Sampel yang dipilih adalah keluarga yang memiliki anak remaja (13 – 18 tahun) dan memiliki mobil keluarga. Adapun jumlah sampelnya adalah 79 orang.



3.5 Metoda Pengumpulan Data

3.5.1 Data Primer

Data primer diperoleh dengan penyebaran kuesioner. Kuesioner digunakan dengan tujuan memperoleh informasi yang relevan dengan reliabilitas dan validitas setinggi mungkin (Singarimbun dan Effendi, 1989:175)

3.5.2 Data Skunder

Data skunder diperoleh melalui kepustakaan seperti majalah, jurnal dan lain-lain.


3.6 Metoda Analisis Data

Untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antara pengaruh anak dalam pengambilan keputusan pembelian mobil keluarga digunakan analisis korelasi.

Data yang telah terkumpul melalui kuesioner diolah menggunakan program SPSS (Statistic Package for Social Science) versi 12.0.


3.7 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan tanggal 15 Mei 2008 s/d 15 Juni 2008.

Lokasi penelitian Taman Bougenville Estate – Bekasi.


IV. Hasil Penelitian

4.1 Karakteristik Responden

Warga yang dijadikan responden sebanyak 79 orang dengan ketentuan memiliki anak usia 13 – 18 tahun dan pnya mobil keluarga.


4.1.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Hasil penelitian mengenai jenis kelamin responden adalah sebagai berikut:


Tabel 4.1.1

Jenis Kelamin Responden

No.

Jenis Kelamin

Jumlah

Persentase

1

2

Laki-laki

Perempuan

47

32

59%

41%


Total

79

100%

Sumber: Data primer


Dari data tersebut dapat diketahui bahwa jumlah responden laki-laki lebih banyak daripada responden perempuan.


4.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Usia

Berdasarkan usia responden diperoleh pengelompokan data sebagai berikut:


Tabel 4.1.2

Usia Responden

No.

Usia

Jumlah

Persentase

1

2

3

36 – 46 th

47 – 57 th

> 58 th

32

43

4

41%

54%

5%


Total

79

100%

Sumber: Data primer


Usia yang paling dominan adalah antara 47 th – 57 th (54%). Pada umumnya keluarga pada usia tersebut telah mempunyai dua anak atau lebih dan sudah memiliki mobil keluarga. Dari segi finansial biasanya pada usia tersebut sudah mapan.




4.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Adapun jenis pekerjaan responden dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1.3

Jenis Pekerjaan Responden

No.

Jenis Pekerjaan

Jumlah

Persentase

1

2

3

4

5

Pegawai Negeri

Pegawai Swasta

Pengusaha

Ibu Rumah Tangga

Lainnya

18

19

27

12

3

23%

24%

34%

15%

4%


Total

79

100%

Sumber: Data primer

Persentase terbesar dimiliki responden yang memiliki pekerjaan sebagai pengusaha (34%), jenis pekerjaan merupakan salah satu variabel yang terkait dengan pengambilan keputusan.



4.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Penghasilan

Berdasarkan tingkat penghasilan kepuarga per bulan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1.4

Tingkat Penghasilan

No.

Penghasilan/bulan

Jumlah

Persentase

1

2

3

<>

Rp. 5.000.000,- - Rp. 7.000.000,-

> Rp. 7.000.000,-

11

28

40

14%

35%

51%


Total

79

100%

Sumber: Data primer


Jumlah responden dengan penghasilan > Rp. 7.000.000,- per bulan paling dominan yaitu 51% (40 orang) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penduduk Taman Bougenville Estate adalah kalangan ekonomi menengah ke atas.

Keluarga dengan penghasilan tinggi cenderung mengambil keputusan bersama, dalam hal ini orang tua dapat menerima permintaan anaknya dalam mengambil keputusan pembelian mobil keluarga.



4.2 Hubungan antara Pengaruh Anak Pada Keputusan Pembelian Mobil Keluarga

Uji korelasi antara variabel pengaruh anak dengan variabel keputusan pembelian dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan diantara kedua variabel tersebut. Nilai koefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur keeratan suatu hubungan antar variabel.

Keeratan hubungan antar variabel dapat dikelompokkan: (Nugroho, 2005:36)

  1. 0,00 – 0,20 berarti memiliki keeratan sangat lemah

  2. 0,21 – 0,40 berarti memiliki keeratan lemah

  3. 0,41 – 0,70 berarti memiliki keeratan kuat

  4. 0,71 – 0,90 berarti memiliki keeratan sangat kuat

  5. 0,91 – 0,99 sangat kuat sekali

  6. 1,00 berarti korelasi sempurna

Hasil uji korelasi yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS Versi 12.0 hasilnya adalah pada tabel 4.2.


Model Summary (b)

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1

.526(a)

.277

.268

5.002

1.705

Sumber: Data Primer


Dari tabel tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa koefisien korelasi = 0,526 yang berarti pengaruh anak mempunyai hubungan yang kuat terhadap keputusan pembelian mobil keluarga. Hal inis esuai dengan pendapat TL Stanley (1995) yang mengatakan bahwa anak-anak mempengaruhi penjualan mobil di tahun 1994 senilai 9 milliar dolar.

Adapun besarnya koefisien determinasi adalah sebesar 0,277 atau 27,7%. Hal ini berarti besarnya kontribusi pengaruh anak terhadap keputusan pembelian mobil keluarga sebesar 27,7% sedangkan sisanya karena faktor lain (72,3%).


4.3 Uji Simultan Dengan F-Test

Uji simultan dengan F-test ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel independent terhadap variabel dependen.

Jika Fhitung > Ftabel atau jika p – value <>


Tabel 4.2

ANOVA (b)

Model


Sum of Squares

Df

Mean Square

F

Sig.

1

Regression Residual

Total

738.098

1926.510

2664.608

1

77

78

738.098

25.020

29.501

.000(a)

Sumber: Data Primber

Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa p value 0,000 <> F tabel atau 29,501 > 3,96, artinya ada hubungan yang signifikan antara pengaruh anak dengan keputusan membeli mobil keluarga.

4.4 Persamaan Regresi

Persamaan regresi yang memiliki satu variabel dependen dan satu variabel independent disebut regresi sederhana. Model persamaannya dapat dirumuskan sebagai berikut (Nugroho, 2005:43)

Y = a + bx







Keterangan:

Y = Keputusan Pembelian

a = Konstan

b = Koefisien X, menunjukkan besarnya perubahan variabel Y sehubungan dengan perubahan variabel X

X = Pengaruh anak

Tabel 4.4

Coefficients (a)

Model


Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T

Sig

Collinearity Statistics



B

Std. Error

Beta



Tolerance

VIF

1

(Constant)

Xpengaruh anak

42.509


.522

3.745


.096



.526

11.350


5.431

.000


.000



1.000



1.000

a Dependent Variable: Y keputusan pembelian


Dari tabel diatas bentuk persamaan regresi:

Y = 42,509 + 0,522 X

Dalam persamaan regresi tersebut di atas dapat diartikan bahwa semakin intensif pengaruh anak (X) maka keputusan pembelian (Y) semakin meningkat.


V. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan:

  1. Ada hubungan yang kuat antara pengaruh anak dengan keputusan pembelian mobil keluarga (0,526)

  2. Besarnya kontribusi pengaruh anak terhadap keputusan pembelian mobil keluarga adalah 0,277 atau 27,7% sedangkan sisanya 72,3% disebabkan karena faktor lain.

  3. Seorang anak dapat mempengaruhi keputusan pembelian mobil keluarga melalui lima cara yaitu: memberikan argumentasi, berkompromi, memberikan informasi mengenai kelebihan dari mobil keluarga, memberikan informasi mengenai keuntungan yang didapatkan apabila membeli mobil keluarga, dan memberikan opini.


5.2 Saran

Karena anak mempengaruhi orangtua dalam pengambilan keputusan pembelian mobil keluarga, maka penting bagi pemasar untukmentargetkan anak dalam mempromosikan produknya.

DAFTAR PUSTAKA


Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol, Jakarta: PT. Prenhallindo, 1997.

Kotler, Philip dan G. Amstrong. Principle of Marketing. New Jersey: Prentice Hall Internasional Inc., 1994.

Nugroho, Bhuono Agung. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan SPSS. Yogyakarta: Andi, 2005.

Park Jong – Hee. Patriya S. Tansuhaj dan Richard H. Kolbe. “The Role of Love, Affection and Intimacy in Family Decision Research”, Advances in Consumer Research, 1991, Vol. 18 P. 651-656.

Peter, J Paul dan Jerry C. Olson. Consumer Behavior: Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran, Jakarta: Erlangga, 2000.

Prasetijo, Ristiayanti dan John J.O.I. Iihalauw, Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Andi, 2005.

Rakhmat, Jalaluddin, Metoda Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis Statistik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002.

Schiffman, Leon G dan Leslie Lazar Kanuk. Perilaku Konsumen. Jakarta: Indeks 2004.

Setiadi, Nugroho J. Perilaku Konsumen; Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, Jakarta: Kencana, 2003.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3LS. 1989.

Sumarwan, Ujang. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran. Bogor: Ghalia Indonesia, 2004.

T.L Stanley. Kiddie Cars, Brandweek. Vol. 36, 23 Oktober 1995.

Tom Mc Gee and Kevin Heubusch, Getting Inside Kids Heads, American Demographics. Vol. 19 No. 1. 1997.


Sumber lain:

Beder, Sharon, “Marketing Children”, www.uow.edu.au, 1998 p.101-111

Handi Irawan, Potensi Pasar Anak, Siapa Tidak Berminat? www.republika.co.id, 9 Juni 2004.



Tuesday, August 5, 2008

Kongres Guru Indonesia 2008

"THINK GLOBAL ACT LOCAL"KONGRES GURU INDONESIA (KGI) 2008
JAKARTA, 27-28 NOVEMBER 2008

UNDANGAN PENGIRIMAN MAKALAH
Sampoerna Foundation Teacher Institute mengundang kepala sekolah, guru, dosen, pemerhati dan praktisi pendidikan untuk berpartisipasi dalam KGI 2008, dengan mengirimkan makalah Anda kepada kami. Penulis makalah yang lolos seleksi akan kami undang sebagai pembicara di KGI 2008.

SUB TEMA YANG DAPAT DIPILIH
Global Perspectives within the Local Context Karakteristik pengajaran berkualitas di dunia internasional yang dapat diterapkan dalam konteks lokal.
Exploring Standards for Teaching and Learning Standardisasi belajar mengajar: penilaian hasil belajar siswa dan korelasinya terhadap kurikulum; kinerja guru dan kesetaraan standar pengajaran di dalam dan luar negeri.
Developing Tolerance and Understanding of Diversity Upaya sekolah untuk dapat memberi pemahaman kepada siswa tentang keanekaragaman di Indonesia dan di dunia internasional.
Using Education Technologies for Teaching and Learning Pembahasan tentang produk teknologi sebagai alat bantu pengajaran serta keahlian yang diperlukan oleh guru sebagai pengguna.
Problem-Based Learning Pembahasan tentang pentingnya membekali siswa dengan keterampilan memecahkan masalah untuk dapat berperan aktif di masa depan secara global.

Petunjuk penulisan makalah dapat Anda download di www.sf-teacher.org

Batas akhir pengiriman makalah adalah 17 Oktober 2008

INFORMASI DAN PENDAFTARAN
Sekretariat KGI 2008 Sampoerna Strategic Square Tower A, 18th FloorJl. Jend. Sudirman Kav. 45, Jakarta 12930Telp. 021-577 2275 – Fax. 021-577 2276


Sumber: groups pendidikan